Pada tutorial konfigurasi sebelumnya Disini , kita sudah di jelas kan secara detail tentang konfigurasi susai best practice dan kali ini beberapa konfigurasi tambahan jika di perlukan biar makin mantap.

Konfigurasi Varnish yang saya berikan di atas sudah mencakup beberapa best practice dan dapat digunakan sebagai dasar untuk environment production. Namun, untuk benar-benar siap digunakan di production, ada beberapa penyesuaian dan pertimbangan tambahan yang perlu dilakukan tergantung pada kebutuhan spesifik Anda, seperti traffic, keamanan, dan kompleksitas aplikasi. Berikut adalah beberapa saran dan penyesuaian yang dapat membuat konfigurasi tersebut lebih siap untuk production:

1. Health Check untuk Backend

Pada environment production, penting untuk memastikan bahwa backend server dalam keadaan sehat sebelum Varnish mengirimkan permintaan ke sana. Anda dapat menambahkan health check untuk setiap backend.


Pastikan setiap backend memiliki endpoint /health yang mengembalikan respons 200 OK jika server sehat.

2. Penanganan Grace Mode
Pada production, traffic yang tinggi atau backend yang lambat dapat menyebabkan masalah. Anda dapat mengoptimalkan grace mode untuk menyajikan konten yang sudah di-cache meskipun backend sedang down atau lambat.


3. Penanganan Cache Invalidation
Pada production, Anda mungkin perlu menghapus cache secara manual atau otomatis ketika ada perubahan konten. Anda dapat menggunakan purge atau ban untuk melakukan cache invalidation.


4. Penanganan Cookies dan Session
Pada production, Anda perlu memastikan bahwa halaman yang memerlukan session (seperti login) tidak di-cache. Anda dapat menambahkan pengecekan cookie untuk menghindari caching pada halaman tertentu.


5. Penanganan Error dan Fallback
Pada production, penting untuk memiliki penanganan error yang baik, seperti menampilkan halaman maintenance jika backend down.


6. Logging dan Monitoring
Pada production, Anda perlu memantau performa Varnish dan traffic yang masuk. Anda dapat menggunakan tools seperti:

 - Varnishlog: Untuk logging detail.
 - Varnishstat: Untuk memantau statistik cache.
 - Prometheus + Grafana: Untuk visualisasi metrik.

7. Keamanan
ACL untuk Purge/Ban: Pastikan hanya IP tertentu yang dapat melakukan purge atau ban.

Header Security: Tambahkan header keamanan seperti X-Content-Type-Options, X-Frame-Options, dan Content-Security-Policy.


8. Load Balancing (Opsional)
Jika Anda memiliki beberapa server untuk backend yang sama, Anda dapat menggunakan load balancing di Varnish.


Kesimpulan
Konfigurasi yang saya berikan di atas sudah cukup baik untuk production dengan beberapa penyesuaian tambahan seperti health check, grace mode, cache invalidation, dan keamanan. Pastikan untuk melakukan pengujian menyeluruh (load testing, stress testing) sebelum menggunakannya di environment production. Jika Anda memiliki kebutuhan khusus atau traffic yang sangat tinggi, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan ahli Varnish atau sysadmin.